Gogle News

Acara Workshop "Rancang Ilalang" Memperkuat Kearifan Lokal Masyarakat Osing

$rows[judul]
(Foto: Opini Publik Tujuan Workshop Penting Digelar/Lantaran.com)

Lantaran.com, Banyuwangi Opini Publik,-Tepat Pada tanggal 6-7 Juli 2024, Pesinauan - Sekolah Adat Osing menggelar "Workshop Rancang Ilalang: Kearifan Lokal Pemanfaatan Ilalang dalam Masyarakat Osing sebagai Bahan Eksterior dan Interior Bangunan" di Pondok Suket Lalang, Dusun Krajan, Desa Taman Suruh milik Bapak Budi S.

Acara ini merupakan bagian dari program "Rencana Aksi Penguatan Lembaga Adat dalam Rangka Pemberdayaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Tahun 2024" yang didukung oleh pihak Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Hari pertama dimulai dengan sesi talk show tentang "Mitos Ilalang dan Konstruksi Berbahan Ilalang dalam Masyarakat Osing" oleh Mbah Jam, juru kunci dari petilasan Buyut Cungking, serta "Praktek Pengenalan Dasar Teknik Anyaman untuk Atap Rumah" oleh Selamet Diharjo, alias Cak Sul, dari Pesinauan - Sekolah Adat Osing. Pada hari kedua, peserta diajak mempelajari "Pemilihan Bahan, Pengolahan Bahan, dan Pemanfaatan Ilalang sebagai Bahan Interior dan Eksterior" yang dipandu oleh Bapak Budi S., pemilik Pondok Suket Lalang.

Tidak hanya peserta dari Pesinauan - Sekolah Adat Osing, tetapi juga warga sekitar, BPAN (Barisan Pemuda Adat Nusantara), PEREMPUAN AMAN, AMAN OSING, Ketua Adat Jopuro, dan beberapa komunitas lainnya turut serta dalam acara workshop rancang ilalang.


Baca Lainnya :

Elza Zulindita, Ketua Panitia, menjelaskan bahwa workshop ini merupakan dukungan Pesinauan - Sekolah Adat Osing terhadap komunitas lokal dalam melestarikan dan memanfaatkan produk tradisional yang terkait dengan adat dan budaya. Acara ini juga bertujuan sebagai wadah untuk menjaga kontinuitas pengetahuan tentang ilalang di antara generasi muda dan tua, serta memajukan kebudayaan Osing.

"Saya sangat bersyukur telah mengikuti workshop ini selama dua hari. Meskipun tergores oleh ilalang yang menyebabkan gatal, itu tidak menghalangi saya untuk belajar tentang produk tradisional," ujar Laras, salah satu peserta, ketika diminta tanggapannya terhadap workshop ini.