![$rows[judul]](https://lantaran.com/asset/foto_berita/fdg.png)
Lantaran.com, Banyuwangi - Empat pelaku pengebom ikan sudah beraksi selama kurang lebih 3 tahun lamanya. Mereka menekuni praktik ilegal ini karena hasilnya cukup menjanjikan. Setiap pekan, inisiator bisa mendapatkan keuntungan bersih jutaan rupiah.
Komandan Lanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Hafidz mengatakan, praktik illegal fishing dengan menggunakan bom ikan ini dampaknya sangat luar biasa pada ekosistem laut. Tidak hanya ikan besar yang mati, ikan-ikan kecil hingga ke telur ikan pun mati.
“Bagaimana tingkat kerusakan lingkungan, bagaimana dampaknya terhadap habitat laut luar biasa sekali. Makanya ini menjadi perhatian kita,” tegasnya.
Dampak ledakan bom ikan ini, menurutnya sangat luar biasa. Di permukaan, kejutan yang ditimbulkan akibat ledakan bom ikan bisa mencapai radius 150 meter. Ledakan bom ini juga dirasakan hingga ke bawah permukaan air. Sehingga berdampak pada terumbu karang yang menjadi habitat ikan dan merusak ekosistem laut yang bisa mengganggu keberlanjutan sumber daya laut.
Para pelaku sudah beraksi selama bertahun-tahun. Dalam sepekan mereka bisa melakukan aksi pengeboman hingga 3 kali. Lokasinya berpindah-pindah sesuai hasil survey yang dilakukan. Agar ikan yang didapatkan bisa maksimal. “Sudah sekitar 3 tahun (beraksi),” katanya.
Dijelaskannya, dari hasil interogasi, dalam seminggu komplotan ini bisa meraup hasil jutaan rupiah. Selaku inisiator, tersangka KR bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp6 juta bersih. Sedangkan orang-orang yang membantunya mendapatkan upah Rp200-Rp300 ribu setiap kali beraksi.
Untuk bom ikan yang digunakan, menurut Hafidz, dirakit sendiri oleh tersangka KR. Pria ini memang memiliki kemampuan untuk merakit bom ikan dengan bahan yang dibeli secara online. Salah satu bahan yang digunakan untuk membuat bom ikan adalah pupuk urea.
“Kalau ini bomnya salah satu dari mereka bisa merakit sendiri,” tegasnya.