Gogle News

Tradisi Gotong Royong "Roan" Di Ponpes yang Masih Ada, Sebagai Bentuk Pendidikan Karakter

$rows[judul]
Tradisi roan di pesntren

Lantaran.com, Banyuwangi - Pondok pesantren Manbaul Ulum adalah salah satu pesantren tua di Banyuwangi, berdiri sejak tahun 1937 M. Tradisi pesantren ini hingga kini yang sangat kental adalah Roan, kegiatan yang biasa oleh kyai di terapkan untuk melakukan suatu hal yang terkait dengan kebutuhan pesantren secara umum, bisa kadang ngangkut pasir, membangun asrama, kebersihan pesantren dan lain sebagainya.

Roan menurut penulis adalah : kegitan yang bukan hanya sekadar gotong-royong membersihkan lingkungan, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai-nilai Islam yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Roan mengajarkan banyak hal tentang karakter, sosial, dan budaya yang sangat sesuai dengan ajaran Islam. Lewat esai ini, penulis akan membahas bagaimana tradisi roan di pesantren mencerminkan nilai-nilai keislaman serta bagaimana peranannya dalam membentuk karakter santri terutama di pesantren Manbaul Ulum.

Roan dan Nilai Keislaman

Roan dalam nilai keislaman merupakan wujud dari pengamalan berbagai ajaran Islam. Salah satu nilai yang sangat jelas terlihat dalam roan adalah ta’awun (tolong-menolong). Dalam Al-Qur’an Allah berfirman: 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ (المائدة-2)

Baca Lainnya :

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan” . (QS. Al-Ma’idah ayat 2).

Maka ketika para santri melakukan roan, secara otomatis mereka menerapkan nilai ta’awun yang di anjurkan dalam ayat di atas.

Dengan roan juga mencerminkan nilai ukhuwah (persaudaraan), yang merupakan fondasi penting dalam masyarakat Islam. Dengan kegiatan tersebut para santri menunjukkan rasa kebersamaan yang kuat, tidak membedakan antara tingkat pendidikan, atau status sosial. Semua setara, bekerja bersama untuk kebaikan.