![$rows[judul]](https://lantaran.com/asset/foto_berita/qtr_2-0_ind_20240418_224709_0000.jpg)
Lantaran.com, Lumajang - Hujan deras selama hampir 5 jam di Kabupaten Lumajang mengakibatkan banjir lahar dingin. Bahkan getaran banjir lahar dingin dari Gunung Semeru tercatat selama hampir 5 jam karena hujan deras mengguyur kawasan puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Dari pantauan Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi dalam laporan tertulisnya di Kabupaten Lumajang menyebutkan bahwa pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada Rabu (17/4) pukul 00.00-24.00 WIB, menunjukkan adanya gempa getaran banjir.
“Terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 20 mm selama 17.223 detik atau hampir 5 jam,” katanya di Lumajang, Kamis.
Selain getaran banjir, Gunung Semeru juga mengalami 33 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 41-170 detik, kemudian lima kali gempa guguran dengan amplitudo 3-8 mm dan lama gempa 48-129 detik.
Terjadi dua kali gempa embusan dengan amplitudo 2-7 mm dan lama gempa 35-100 detik, tiga kali harmonik dengan amplitudo 3-6 mm dan lama gempa 129-504 detik, serta lima kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4-28 mm.
“Pengamatan secara visual, Gunung Semeru tertutup kabut, asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut dan barat,” katanya.
Getaran banjir yang cukup lama tersebut menyebabkan aliran banjir lahar dingin Gunung Semeru cukup deras hingga menyebabkan bronjong atau tanggul penahan di Dusun Sumber Kajang, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro mengalami kerusakan.