Lantaran.com - Kenaikan harga komoditas pokok yang terus mengalami kenaikan akhir-akhir ini membuat pelaku usaha warung makan memutar otak agar usahanya bisa terus berjalan tanpa harus menaikan harga.
Tantangan ini menjadi tantangan berat bagi pengusaha warung makan atau warteg di tengah tumbuhnya ekonomi pasca covid_19
Menurut Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni kenaikan komoditas seperti beras, sayuran dan bahan lainnya lantaran bahan tersebut menjadi bahan utama keberlangsungan usaha yang dijalankan.
Akibatnya, ada potensi kenaikan harga makanan yang dijual di warung makan, lantaran tidak mencukupi biaya produksi bila dipaksakan menjual olahan dengan harga yang sebelumnya.
Pengusaha warteg juga diminta untuk memantau pasar dan harga secara berkala untuk bisa mengetahui trend harga.
"Jika harga sayuran naik secara signifikan, perlu ada pertimbangan untuk menyesuaikan harga menu secara berkala. Ini bisa membantu para pelaku usaha warteg menjaga keseimbangan antara biaya produksi dan harga yang dapat diterima oleh pelanggan," kata Ketua Kowantara Mukroni Selasa (7/11/2023).
Kenaikan ini juga dirasakan oleh ibu rumah tangga, mulai beras yang sebelumnya harganya kisaran Rp.11 ribu/kg kini Rp.14 ribu/kg. kenaikan cabai juga sangat signifikan di pasaran tembus di angka 70-85 ribu/kg.
“Semuanya kok naik gini ya mas, kami berharap pemerintah hadir untuk menstabilkan harga di bawah,” terang Sumiati warga Cluring, Banyuwangi.