Lantaran.com, Banyuwangi - Pengelola tambang emas di Pesanggaran, Banyuwangi PT Bumi Suksesindo (BSI) telah menetapkan para penerima program bantuan biaya pendidikan Beasiswa BSI 2024. Prosesi penyerahan beasiswa secara simbolis berlangsung di Mess Hall site PT BSI Pulau Merah, Kamis, 1 Agustus 2024.
General Manager of Operations PT BSI Roelly Fransza menyampaikan, pada tahun ini jumlah penerima beasiswa dari anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MCG) ini sebanyak 80 warga Banyuwangi yang melanjutkan pendidikan ke jenjang D-3, D-4, dan S-1 di perguruan tinggi negeri Indonesia.
“Program Beasiswa BSI bukan barang baru,” ujarnya.
Roelly menambahkan, PT BSI sudah merintis program bantuan biaya pendidikan ini sejak 2014, jauh sebelum perusahaan berproduksi. PT BSI berproduksi perdana pada 2017. Sejak 2014 hingga 2023, Perusahaan telah menyalurkan beasiswa kepada 710 penerima, sehingga sampai saat ini, jumlah penerima Beasiswa BSI telah mencapai 790 orang.
Dalam tata aturan pertambangan dikenal istilah Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), yaitu suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mendorong keberdayaan, kemajuan, hingga kemandirian masyarakat, Roelly menjelaskan. Ada delapan pilar yang menjadi fokus realisasi program PPM, yaitu pendidikan, infrastruktur penunjang PPM, lingkungan, kesehatan, peningkatan pendapatan riil, kemandirian ekonomi, sosial budaya, dan kelembagaan komunitas.
“Sebagai perusahaan yang bervisi menjadi pemimpin global di industri ini, kami berkomitmen untuk merealisasikan program-program PPM tersebut Program beasiswa merupakan wujud komitmen kami,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, salah seorang penerima beasiswa asal Desa Kandangan., Kecamatan Pesanggaran, Yesika Dwi Pangestuti, mengaku sangat bahagia karena menerima beasiswa dari BSI ini. Dengan begitu, keinginannya dan orang tuanya untuk bisa kuliah akhirnya bisa terwujud.
Alumnus SMAN 1 Pesanggaran tersebut juga menyebutkan bahwa orang tuanya sebenarnya masih mampu membayar biaya kuliahnya di Politeknik Negeri Banyuwangi. Namun, dia tidak yakin kemampuan ekonomi orang tuanya bisa mencukupi kebutuhan lain, seperti kos, makan sehari-hari, buku-buku penunjang, dan penugasan.